Sejelek-Jelek Makhluk

Sejelek-Jelek Makhluk | al-uyeah.blogspot.com
Para ulama adalah sosok yang menjaga diri dari perbuatan-perbuatan durhaka kepada Allah Ta'ala. Sosok yang memiliki rasa takut kepada Allah Ta'ala. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an,

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.” (Fathir: 28)

Meski demikian, penyikapan terhadap para ulama tidak boleh sampai berlebihan. Sebagaimana hal yang dilakukan kelompok shufiyyah yang bersikap ghuluw (ekstrem, berlebihan) dalam memperlakukan orang-orang yang dianggap alim di kalangan mereka. Bahkan sampai menjadikan kubur-kubur mereka sebagai sesuatu yang diibadahi. Wal ‘iyadzubillah.

Dari ‘Aisyah radiyallahu'anha bahwa Ummu Salamah radiyallahu'anha pernah menceritakan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasalam tentang gereja yang pernah dilihat di negeri Habasyah. Di dalam gereja tersebut ada gambar (bernyawa).

Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasalam bersabda, “Apabila ada orang atau hamba yang saleh di antara mereka meninggal, mereka membangun masjid (tempat ibadah) pada kuburan tersebut dan membuat gambar-gambar di dalamnya. Mereka adalah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah.” (HR. al-Bukhari no. 434)

Dari Abu Hurairah radiyallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasalam sungguh-sungguh bersabda, “Semoga Allah l membinasakan Yahudi. Mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai tempat ibadah.” (HR. al-Bukhari no. 347)

Allah Ta'ala berfirman,

“Wahai Ahli Kitab, janganlah melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah mengatakan sesuatu kepada Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah mengatakan, ‘(Tuhan itu) tiga.’ Berhentilah (dari ucapan itu), (itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah adalah Rabb Yang Maha Esa, Mahasuci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.” (an-Nisa’: 171)

Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah berkata, “Yahudi dan Nasrani melampaui batas dalam menyikapi para nabi mereka dan dalam menunaikan agama mereka. Sikap melampaui batas terhadap para nabi dari sisi:

Nasrani menyatakan terhadap al-Masih bahwa dia adalah anak Allah. Mereka meninggikan kedudukan al-Masih melebihi kedudukannya sebagai manusia dan mendudukkannya sampai setingkat rububiyah, disebut sebagai ar-Rabb (Tuhan).

Adapun Yahudi melampaui batas dalam menyikapi Uzair. Mereka katakan, ‘Uzair adalah anak Allah’.” (I’anatu al-Mustafid bi Syarhi Kitabi at-Tauhid, hlm. 245)
Wallahu a’lam.

dikutip dari "Perseteruan Sepanjang Masa"
ditulis oleh: Al-Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin
AsySyariah.com
Tulisan ini ditujukan untuk ana dan keluarga. Dibuat dengan cinta. Saran dan nasihat silakan tulis di kolom komentar.

Ada Pertanyaan?




Silakan antum tanyakan ke asatidzah dengan datang saja ke majelis ilmu terdekat, cek lokasinya kajian Info Kajian. Baarakallahu fiikum.
Previous
Next Post »
0 Komentar

Silakan tuliskan komentar, saran dan nasihat antum. Namun tidak semua akan tampilkan.