Mencium Mushaf Al Quran | al-uyeah.blogspot.com |
Bagaimana hukum mencium mushaf Al Quran?
Perkara ini menurut keyakinan kami adalah masuk kedalam keumuman hadits Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru karena setiap perkara baru adalah bidah dan setiap kebidahan adalah sesat, dalam hadits lain Setiap kesesatan dalam Neraka.
Banyak kalangan punya pendirian tertentu dalam menyikapi hal ini, mereka mengatakan
"Ada apa dengan mencium mushaf? Bukankah ini hanya untuk menampakkan sikap membesarkan dan mengagungkan Al Quran?"
kita katakana kepada mereka,
Kalian benar, tak ada apa-apa melainkan hanya pengagungan terhadap Al Quranul Karim, tetapi perhatikanlah, apakah sikap pengagungan ini luput atas generasi umat yang pertama, yang mereka tiada lain adalah para sahabat Rosulullah demikian pula para tabi'in dan para tabi'ut tabi'in setelahnya ? Tidak ragu lagi jawabannya adalah seperti jawaban Ulama Salaf, Jika perkara itu baik, tentu mereka akan mendahului kita padanya .
Ini satu masalah, masalah yang lainnya adalah apa hukum asal mencium sesuatu, bolehkah atau terlarang ?
Disini perlu kami paparkan suatu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Sahabat Abbas bin Rabiah ia berkata, Aku melihat Umar bin Khotob mencium hajar aswad dan berkata, Sesungguhnya aku tahu engkau adalah batu, tidak dapat memberi mudharat tidak pula memberi manfaat, sekiranya bukan karena Aku telah melihat Rasulullah mencium-mu Aku tak akan mencium-mu.
Kalau demikian, kenapa Umar mencium hajar aswad ? apakah karena filsafat yang muncul darinya ?
Jadi asal hukum mencium ini hendaknya berjalan diatas sunnah yang dulu. ingatlah sikap Zaid bin Tsabit beliau telah berkata, Bagaimana kalian melakukan sesuatu yang tidak dilakukan Rasulullah?
Jika ditanyakan kepada yang mencium mushaf, Bagaimana kalian melakukan sesuatu yang tidak dilakukan Rasulullah?, ia akan mengarahkan jawaban yang aneh sekali, seperti
"wahai saudaraku ada apa dengan ini? Ini mengagungkan Alquran!"
maka katakana padanya, Hai sadaraku, apakah Rasulullah tidak mengagungkan Al Quran? Tidak ragu lagi bahwa beliau mengagungkan Al Quran, walau demikian beliau tidak menciumnya.
Saya katakan, Tidak ada jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah kecuali dengan apa yang telah disyariatkanNya, oleh karena itu kita bertindak sesuai dengan apa yang disyariatkan untuk kita dari ketaatan dan ibadah-ibadah, tidak menambahinya walau satu kata, karena hal ini seperti ucapan Nabi, Tidak aku tinggalkan sesuatupun yang Allah telah perintahkan kalian, kecuali aku telah perintahkan kalian dengannya.
Oleh karena itu maka mencium mushaf (Al Quran) adalah bidah, dan setiap kebidahan adalah sesat, setiap kesesatan tempatnya di neraka.
Sumber : Kaifa Yajibu Alaina An-Nufassirol Quran
Ditulis oleh Ustadz Abu Hamzah Al-Atsary
Salafy.or.id
Salafy.or.id
2 Komentar
Bagus kak artworknya
BalasAlhamdulillaah mamen,
BalasSilakan tuliskan komentar, saran dan nasihat antum. Namun tidak semua akan tampilkan.