Terasingnya Sunnah dan Pengikutnya

Terasingnya Sunnah dan Pengikutnya | al-uyeah.blogspot.com
Tidaklah asing, pada zaman ini tidaklah hal ini menjadi sesuatu yang asing lagi. Bahkan engkau melihat, yaitu kebanyakan manusia merasa sempit dengan sebagian dai-dai sunnah.

Terkadang mereka mensifati dai tersebut dengan sebutan munaffir (orang yang membuat lari dari dakwah -pent), karena ia banyak mengajak pada sunnah dan mengambil darinya. Juga karena kebenciannya terhadap bid’ah dan memperingatkan darinya. 

Iya, karena jika seseorang telah berdakwah sampai pada tingkatan ini (mengajak kepada sunnah dan memperingatkan dari bid’ah -pent), maka ia akan mendapati kesedihan yang menimpa dirinya, ia juga akan mendapatkan rasa sakit yang mendalam pada jiwanya, bahkan terkadang dunia ini terasa sempit baginya.

----------------------------

Akan tetapi hendaklah ia berusaha menghibur dirinya dengan apa yang ia baca dari nash-nash yang bersumber dari Allah dan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Semestinya bagi seorang hamba untuk tidak putus asa. Karena tidaklah mungkin seluruh manusia dapat berjalan bersamamu pada satu jalan yang sama.

Tidak mungkin pula mereka akan mencocoki semua yang engkau katakan. Maka yang wajib atasmu adalah untuk mencari ridha Allah -Tabaraka wa ta’ala- dan juga wajib atasmu agar melihat kepada pengalaman para Salafush Shalih – radhiyallahu ‘anhum- yang mereka berada di atasnya.

Karena mereka adalah suri tauladan setelah Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- dan para sahabatnya, dan pada merekalah terdapat contoh yang baik.

Allah berfirman :

(أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ)(الأنعام/90)

Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka.” (al-An’am : 90)

----------------------------

Maka wajib atas setiap orang untuk tidak berputus asa. Ketahuilah, sesungguhnya dunia ini, jika engkau diberi ujian di dalamnya, maka dunia ini akan berlalu dan tidak akan kekal.

Dan sesungguhnya negeri yang kekal di sisi Allah adalah negeri Akhirat. Bisa jadi di dalam Surga ‘Adn -kita meminta pada Allah karunia-Nya-, atau bisa jadi di dalam Neraka yang menyala-nyala -kita meminta kepada Allah penjagaan dan keselamatan-.

Oleh karena itu telah berkata Ibnul Qayyim, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama dalam al-Mimiyyah :

“Marilah menuju Surga ‘Adn, sesungguhnya disana adalah tempat tinggalmu yang utama, dan di dalamnya terdapat kemah-kemah. Akan tetapi kondisi kami adalah sebagai tawanan musuh. Maka apakah  engkau memandang kami dapat kembali ke tempat tinggal kami dalam keadaan selamat?Sungguh mereka menyangka, bahwa orang asing yang jauh dari tempat tinggalnya dan tempat tinggalnya pun jauh darinya pastilah dia seorang yang merugi. Dan keterasingan mana yang melebihi keterasingan kami, yang padanya para musuh menghakimi kami?”

----------------------------

Tidak diragukan lagi bahwa seseorang jika telah sampai pada tingkatan semisal ini, terkadang datang padanya rasa jemu, dan terkadang datang pula rasa bosan, bahkan terkadang datang rasa putus asa.

Tetapi wajib atas seorang Mukmin untuk bersabar dan menghibur dirinya. Wajib atasnya untuk meniatkan karena pahala di sisi Allah -Tabaraka wa ta’ala-.

Dan hendaknya ia mengetahui bahwa bagaimanapun manusia menyakitinya, maka sesungguhnya hal tersebut hanya sebentar dan ia akan berpindah dari negeri ini (dunia) kepada negeri yang kekal di sisi Allah -Tabaraka wa ta’ala (akhirat).

Maka wajib baginya untuk beriman dengan hal ini, dan baginya untuk bersabar dan menyabarkan dirinya atas hal tersebut dan meniatkannya (karena Allah).

Sebab Allah -Tabaraka wa ta’ala- akan memberinya ganjaran atas hal ini. Dan jika engkau mengingat apa yang terdapat pada nash-nash, sesungguhnya hal ini mudah atasmu dan tidak membuatmu merasa enggan atas izin Allah -Tabaraka wa ta’ala-.

Karena sesungguhnya ahlul ilmi adalah orang-orang yang Allah beri cahaya terang pada penglihatan mereka dan Allah beri cahaya pada hati-hati mereka, maka mereka dapat memberi manfaat dengan ilmu ini. Mereka berusaha memperbaiki diri-diri mereka dan menyeru manusia pada perbaikan.

Meskipun Allah tidak memberi hidayah melalui dirimu kecuali hanya satu orang saja, sungguh hal itu lebih baik bagimu dari unta-unta merah.

----------------------------

Maka wajib bagimu untuk bersabar dalam kehidupan ini, dan hendaknya engkau mengetahui bahwa diantara manusia ada orang yang ‘Alim (Ulama), ada yang Muta’allim (pelajar). Dan ada pula orang yang hina, tak berakal, dan ia mengikuti setiap orang yang meneriakinya. Sebagaimana Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib -radhiyallahu ‘anhu- berkata dalam wasiat beliau kepada Kamil bin Ziyad.

Beliau mensifati orang-orang yang hina, tak berakal, dan mengikuti setiap orang yang meneriakinya dikarenakan mereka condong kepada setiap orang yang berteriak padanya.

Setiap kali seseorang menyeru maka mereka mengikutinya. Kenapa demikan? Karena ia tidak mendapatkan cahaya ilmu dan ia tidak berlindung pada prinsip yang kokoh.

Oleh sebab itu engkau dapati mereka berubah-ubah dan tak tentu arahnya. Setiap kali ada seseorang yang meneriakinya, maka ia akan mengikutinya -kita memohon kepada Allah penjagaan dan keselamatan-.

Maka wajib atas Dai-dai Sunnah dan Ahlus Sunnah untuk bersabar dan meniatkan dakwahnya (karena Allah).

----------------------------

Dan hendaknya mereka tahu bahwa mereka tidak akan luput dari (bahaya) mukhadzdzil (orang yang menelantarkan -pent). Maka atas mereka untuk menghadapi penelantaran tersebut dengan membaca nash-nash, karena pada nash-nash tersebut terdapat kebahagiaan bagi mereka (Ahlus Sunnah) dengan izin Allah -Tabaraka wa ta’ala-. Adapun mukhalif (orang yang menyelisihi, ahli bid’ah, pent) maka perkaranya jelas dan gamblang, karena Ahlus Sunnah -bagi Allah segala pujian- tidaklah tertipu dengannya, tidak terpedaya dengannya.

Hendaknya seorang hamba bertakwa kepada Allah -Tabaraka wa ta’ala- pada dirinya sendiri, dan janganlah mencegahnya dalam berdakwah karena hal-hal yang semisal dengan ini. Ketahuilah bahwa jumlah orang-orang yang shalih itu sedikit dan sedikit pula jumlah orang-orang yang menerima dan mempercayai mereka.

Sebaliknya, amat banyak orang-orang yang menyelisihi dai-dai yang menyeru kepada al-Haq, dan banyak pula orang-orang yang mendurhakai mereka. Tetapi hal ini tidaklah membahayakan mereka, dan hal ini bukanlah suatu dalil yang menunjukkan bahwa mereka tidak mempergunakan cara-cara yang shahih dalam berdakwah.

Sunguh Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- telah mengkabarkan bahwa : “Akan datang pada hari kiamat seorang Nabi dan bersamanya sekelompok orang, juga datang seorang Nabi dan bersamanya kelompok yang lebih kecil, ada pula seorang Nabi  dan yang bersamanya hanya satu atau dua orang saja, bahkan datang seorang Nabi dan tidak ada seorang pun yang bersamanya”.

Maka apakah ini suatu pertanda bahwa dakwah yang dilakukan Nabi tersebut tidak baik? Tidak, itu hanyalah suatu pertanda betapa buruknya orang-orang yang didakwahi para Nabi tersebut.

----------------------------

Hendaknya bagi seorang hamba Muslim Sunni untuk berpegang teguh dengan agamanya, dan hendaknya ia bersabar serta meniatkannya hanya karena Allah.

Sungguh Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- telah mengkabarkan keadaan orang yang berpegang teguh dengan Agama Islam di akhir zaman. Orang yang menggenggam dan berpegang teguh pada agamanya, seakan-akan seperti orang yang menggenggam bara api.

Maka hendaknya ia membaca nash-nash karena ia akan memperoleh kebahagiaan dengannya. Janganlah ia lengah dan terpengaruh dengan ucapan-ucapan ini, yang kami mendengarnya pada hari ini. Terkhusus dari orang-orang yang menyebutkannya untuk membuat kesedihan.

Terkadang engkau mendapati ucapan-ucapan seperti ini yang engkau dengar dari orang-orang yang menisbatkan kepada sunnah.

Maka engkau mendapatinya mensifati pengikut sunnah, orang-orang yang jujur dalam dakwah kepadanya, dan orang-orang yang semangat dalam memurnikan jalannya dari seluruh penyimpangan-penyimpangan, baik yang kecil maupun yang besar. Engkau mendapatinya dalam keadaan mensifati pengikut sunnah ini dengan sifat keras,  ghuluw (berlebihan), dan dengan berbagai caci makian.

Orang-orang ini, tidak ada pada mereka kecuali hanya menjatuhkan manusia. Mereka itulah kelompok musaqqithin (orang-orang yang senang menjatuhkan -pent).

----------------------------

Lihatlah kepada julukan-julukan yang jelek ini, yang telah mereka lekatkan pada pengikut sunnah. Dalam keadaan mereka adalah orang-orang yang semangat dalam menyampaikan hidayah kepada manusia, dan mereka juga bersemangat dalam menegakkan manusia di atas haq.

Tetapi sesungguhnya orang-orang ini, tidak ada pada mereka kecuali hanya ingin merobohkan. Mereka dengki pada reputasi Ahlus Sunnah yang benar lagi  jujur. Ini bukanlah hal yang asing, bukan sesuatu yang asing.

Sungguh telah dikatakan hal semisal ini pada Imam Ahmad -rahimahullah- pada zaman dulu, dan juga telah dikatakan pada yang selainnya dari Imam-imam pembawa petunjuk -rahimahumullah-. Namun semua ini tidak memberi madharat (bahaya) pada mereka.

----------------------------

Maka atas seseorang, disamping membaca kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya -shalallahu ‘alaihi wa sallam- serta menyimak nash-nash ini. Hendaknya ia juga membaca kisah perjalanan para salafush shalih (pendahulu yang shalih -pent), yang pada mereka -rahimahumullah-  terdapat contoh dalam permasalahan ini.

Karena dengan mengetahui kisah, kondisi, serta keadaan mereka terdapat kebahagiaan baginya (ahlus sunnah) dengan izin Allah -Tabaraka wa ta’ala-

----------------------------

Ketahuilah bahwa seluruh ucapan ini tidaklah memadharatkannya dengan izin Allah -Tabaraka wa ta’ala. Karena mereka hanyalah seorang mukhadzdzil, dan Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam- telah mengkabarkan bahwa seorang mukhadzdzil tidak akan memberi madharat. Ya, ia memang memberimu gangguan secara dzahir, tetapi ia tidak dapat memberi madharat sedikit pun pada agama Allah. Karena al-Haq akan selalu ditolong, akan selalu tersebar, nampak, serta menang.

Dan yang paling menyakitkan dari apa yang terjadi pada manusia adalah sebagaimana yang telah aku sampaikan, bahwa ada orang-orang yang menisbatkan diri mereka kepada sunnah, atau menampakkan dengan sunnah dan ilmu, tetapi ia menelantarkan pengikut Sunnah dengan berbagai cara. Maka kita meminta kepada Allah penjagaan dan keselamatan.

----------------------------

Aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan Nama-nama-Nya yang terpuji dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, agar merizqikan kepada kami dan kalian kefaqihan agama dan bashirah padanya. Agar mengokohkan kami dan kalian semua di atas kebenaran dan petunjuk. Agar menjaga kami dan kalian dari fitnah yang nampak maupun yang tersembunyi, serta mewafatkan kita dalam keadaan Dia ridha kepada kita. Sesungguhnya Dia adalah Pelindung dari semua itu dan Dia-lah yang Maha Mampu atasnya,

----------------------------

Inilah yang dapat kami sampaikan. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, semoga shalawat dan salam, serta barakah terlimpahkan kepada hamba dan rasul-Nya, Nabi kita Muhammad, beserta keluarganya, para shahabatnya, dam para pengikutnya dengan baik.

Oleh : Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali

Forumsalafy.net
Tulisan ini ditujukan untuk ana dan keluarga. Dibuat dengan cinta. Saran dan nasihat silakan tulis di kolom komentar.

Ada Pertanyaan?




Silakan antum tanyakan ke asatidzah dengan datang saja ke majelis ilmu terdekat, cek lokasinya kajian Info Kajian. Baarakallahu fiikum.
Previous
Next Post »
0 Komentar

Silakan tuliskan komentar, saran dan nasihat antum. Namun tidak semua akan tampilkan.