Doa Teguh Dalam Dien | al-uyeah.blogspot.com |
Hidayah yang keempat adalah hidayah ahlul jannah (penduduk surga) untuk masuk ke dalam surga dan hidayah ahlun nar (penduduk neraka) untuk masuk ke dalam jahannam.
Inilah garis finis perjalanan panjang pencapaian hidayah. Orang-orang yang menerima hidayah dan istiqamah di atasnya hingga akhir hayat, akan diberi petunjuk masuk ke dalam surga sebagai buah perjuangan mereka. Allah Ta'ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya. Di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan.” (Yunus: 9)
Allah Ta'ala juga menyebutkan pernyataan ahlul jannah saat mereka sudah berada di dalamnya.
Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk ….” (al-A’raf: 43)
Adapun orang-orang yang menolak hidayah dan tidak diberi hidayah at-taufiq oleh Allah Ta'ala, sehingga dia mati di atas kekufurannya, tempat tinggal mereka adalah neraka. Allah Ta'ala berfirman:
(Kepada malaikat diperintahkan), “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.” (ash-Shaffat: 22—23)
Walhasil, ada dua ketentuan agar seseorang mencapai garis finis yang baik dengan mendapatkan surga.
1. Menempuh ash-shirathal mustaqim selama hidup di dunia, sehingga di akhirat akan diberi petunjuk melewati shirath (jembatan) yang terbentang di atas neraka jahannam dan masuk ke dalam surga—dengan izin Allah Ta'ala.
2. Istiqamah di atasnya hingga embusan nafas yang terakhir, sehingga meraih khusnul khatimah yang akhirnya dimasukkan oleh Allah Ta'ala ke dalam surga-Nya.
Tentang dua hal ini, umat menusia terbagi menjadi beberapa golongan.
1. Orang yang hidup di bawah naungan hidayah hingga akhir hayatnya. Inilah hamba yang terbaik.
2. Orang yang hidup di bawah naungan kesesatan dan penyimpangan sampai nyawa lepas dari jasad. Ini adalah hamba yang terburuk.
3. Orang yang hidup di bawah naungan kesesatan dan penyimpangan, namun di akhir hidupnya meraih hidayah at-taufiq sampai ujung kehidupannya. Ini adalah hamba yang beruntung.
4. Orang yang hidup di bawah naungan hidayah, namun pada saat-saat terakhir kehidupannya dia justru terjatuh dalam kesesatan dan penyimpangan. Ini adalah hamba yang malang.
Semua itu tidak lepas dari ketentuan takdir Allah Ta'ala. Hamba disyariatkan untuk menjalani sebab hidayah, sedangkan hasil akhirnya Allah Ta'ala yang menentukan. Kaidahnya:
Ø¥ِÙ†َّÙ…َا الْØ£َعْÙ…َالُ بِالْØ®َÙˆَاتِيمِ
“Amalan itu tergantung pungkasannya.”
Oleh karena itu, di samping menjalani sebab hidayah, kita semua tidak boleh lupa untuk selalu memanjatkan doa:
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (Ali Imran: 8)
ÙŠَا Ù…ُÙ‚َÙ„ِّبَ الْÙ‚ُÙ„ُوبِ Ø«َبِّتْ Ù‚ُÙ„ُوبَÙ†َا عَÙ„َÙ‰ دِÙŠْÙ†ِÙƒَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkanlah hati-hati kami di atas agama-Mu.”
اللَّÙ‡ُÙ…َّ Ø¥ِÙ†َّا Ù†َسْØ£َÙ„ُÙƒَ ØُسْÙ†َ الْØ®َاتِÙ…َØ©ِ ÙˆَÙ†َعُوذُ بِÙƒَ Ù…ِÙ†ْ سُوءِ الْØ®َاتِÙ…َØ©ِ
“Ya Allah, kami memohon kepada-Mu khusnul khatimah, dan kami berlindung kepada-Mu dari su’ul khatimah.”
Wallahu a’lam bish-shawab.
"Akhir Sebuah Hidayah"
ditulis oleh: Al-Ustadz Muhammad Afifuddin
AsySyariah.com
0 Komentar
Silakan tuliskan komentar, saran dan nasihat antum. Namun tidak semua akan tampilkan.