Malam Lailatul Qadar | al-uyeah.blogspot.com |
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang dimuliakan Allah Ta'ala. Allah Ta'ala menamainya dengan Lailatul Qadar, menurut sebagian pendapat, karena pada malam itu Allah Ta'ala menakdirkan ajal, rezeki, dan apa yang terjadi selama satu tahun dari aturan-aturan Allah Ta'ala. Hal ini sebagaimana Allah Ta'ala firmankan:
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (ad-Dukhan: 4)
Di dalam ayat tersebut Allah Ta'ala menamai Lailatul Qadar karena sebab tersebut. Menurut pendapat lain, disebut malam Lailatul Qadar karena malam tersebut memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah Ta'ala. Allah Ta'ala menyebutnya sebagai malam yang berkah, sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (ad-Dukhan: 3)
Allah Ta'ala juga memuliakan malam ini dalam firman-Nya:
“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (al-Qadr: 2-3)
Maksudnya, amalan di malam yang berkah ini menyamai pahala amal seribu bulan yang padanya tidak terdapat Lailatul Qadar. Seribu bulan sama dengan 83 tahun lebih. Ini menunjukkan keutamaan malam yang besar ini. Oleh karenanya, Nabi Shallallahu'alaihiwasalam berusaha mencari malam Lailatul Qadar. Beliau Shallallahu'alaihiwasalam bersabda:
“Barang siapa shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala, maka dia akan diampuni dosanya yang telah lampau ataupun yang akan datang.”
Allah Ta'ala juga mengabarkan bahwa pada malam itu malaikat dan Jibril turun. Ini menunjukkan betapa besar dan pentingnya malam ini karena turunnya malaikat tidak terjadi kecuali untuk perkara yang besar. Kemudian Allah Ta'ala menyifati malam itu dengan firman-Nya:
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (al-Qadr: 5)
Allah Ta'ala menyifati malam tersebut dengan malam keselamatan. Ini menunjukkan kemuliaan, kebaikan, dan keberkahannya. Orang yang terhalangi dari kebaikan malam itu berarti terhalangi dari kebaikan yang sangat banyak. Inilah keutamaan-keutamaan yang besar pada malam berkah ini.
Namun, Allah Ta'ala menyembunyikannya di bulan Ramadhan agar seorang muslim bersungguh-sungguh mencarinya. Sehingga amalnya semakin banyak dan dengan itu ia menggabungkan antara banyaknya amal di seluruh malam Ramadhan serta bertepatan dengan malam Lailatul Qadar dengan segala keutamaan, kemuliaan, dan pahalanya. Sehingga dengan itu ia mengumpulkan antara dua kebaikan. Ini merupakan karunia Allah l atas hamba-hamba-Nya.
Ringkasnya, bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang besar (agung) dan berkah. Juga merupakan nikmat dari Allah l yang mendatangi seorang muslim di bulan Ramadhan. Jika dia diberi taufik untuk memanfaatkannya dalam kebaikan, ia akan mendapatkan pahala yang besar dan kebaikan yang banyak yang sangat dia butuhkan. (penjelasan asy-Syaikh Shalih Fauzan dalam Fatawa Ramadhan, 2/847—849)
Kapan Malam Lailatul Qadar Itu?
Terdapat riwayat dari Nabi Shallallahu'alaihiwasalam bahwa malam Lailatul Qadar bisa terjadi pada malam ke-21, ke-23, ke-25, ke-27, atau malam ke-29, dan akhir malam bulan Ramadhan.
Al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Ini menurut saya, wallahu a’lam, karena Nabi Shallallahu'alaihiwasalam menjawab sesuai dengan pertanyaannya.
Pendapat yang paling kuat bahwa itu terjadi pada malam-malam yang ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits dari ‘Aisyah radiyallahu'anha bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasalam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan beliau mengatakan,
“Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim, lihat Shifat Shaum an-Nabi hlm. 87)
Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Dari Ubai radiyallahu'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasalam bersabda:
“Pagi hari setelah malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar seperti bejana dari tembaga hingga tinggi.” (HR. Muslim)
Dari Ibnu ‘Abbas radiyallahu'anhum, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasalam bersabda:
“Lailatul Qadar adalah malam yang tenang, cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari terbit di pagi harinya lemah dan berwarna merah.” (HR. ath-Thayalisi, Ibnu Khuzaimah, dan al-Bazzar, sanadnya hasan. Lihat Shifat Shaum an-Nabi hlm. 90)
Wallahu a’lam.
(Diterjemahkan dan dirangkum oleh Qomar Suaidi)
"Keutamaan Malam Seribu Bulan"
AsySyariah.com
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (ad-Dukhan: 4)
Di dalam ayat tersebut Allah Ta'ala menamai Lailatul Qadar karena sebab tersebut. Menurut pendapat lain, disebut malam Lailatul Qadar karena malam tersebut memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah Ta'ala. Allah Ta'ala menyebutnya sebagai malam yang berkah, sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (ad-Dukhan: 3)
Allah Ta'ala juga memuliakan malam ini dalam firman-Nya:
“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (al-Qadr: 2-3)
Maksudnya, amalan di malam yang berkah ini menyamai pahala amal seribu bulan yang padanya tidak terdapat Lailatul Qadar. Seribu bulan sama dengan 83 tahun lebih. Ini menunjukkan keutamaan malam yang besar ini. Oleh karenanya, Nabi Shallallahu'alaihiwasalam berusaha mencari malam Lailatul Qadar. Beliau Shallallahu'alaihiwasalam bersabda:
“Barang siapa shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala, maka dia akan diampuni dosanya yang telah lampau ataupun yang akan datang.”
Allah Ta'ala juga mengabarkan bahwa pada malam itu malaikat dan Jibril turun. Ini menunjukkan betapa besar dan pentingnya malam ini karena turunnya malaikat tidak terjadi kecuali untuk perkara yang besar. Kemudian Allah Ta'ala menyifati malam itu dengan firman-Nya:
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (al-Qadr: 5)
Allah Ta'ala menyifati malam tersebut dengan malam keselamatan. Ini menunjukkan kemuliaan, kebaikan, dan keberkahannya. Orang yang terhalangi dari kebaikan malam itu berarti terhalangi dari kebaikan yang sangat banyak. Inilah keutamaan-keutamaan yang besar pada malam berkah ini.
Namun, Allah Ta'ala menyembunyikannya di bulan Ramadhan agar seorang muslim bersungguh-sungguh mencarinya. Sehingga amalnya semakin banyak dan dengan itu ia menggabungkan antara banyaknya amal di seluruh malam Ramadhan serta bertepatan dengan malam Lailatul Qadar dengan segala keutamaan, kemuliaan, dan pahalanya. Sehingga dengan itu ia mengumpulkan antara dua kebaikan. Ini merupakan karunia Allah l atas hamba-hamba-Nya.
Ringkasnya, bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang besar (agung) dan berkah. Juga merupakan nikmat dari Allah l yang mendatangi seorang muslim di bulan Ramadhan. Jika dia diberi taufik untuk memanfaatkannya dalam kebaikan, ia akan mendapatkan pahala yang besar dan kebaikan yang banyak yang sangat dia butuhkan. (penjelasan asy-Syaikh Shalih Fauzan dalam Fatawa Ramadhan, 2/847—849)
Kapan Malam Lailatul Qadar Itu?
Terdapat riwayat dari Nabi Shallallahu'alaihiwasalam bahwa malam Lailatul Qadar bisa terjadi pada malam ke-21, ke-23, ke-25, ke-27, atau malam ke-29, dan akhir malam bulan Ramadhan.
Al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Ini menurut saya, wallahu a’lam, karena Nabi Shallallahu'alaihiwasalam menjawab sesuai dengan pertanyaannya.
Pendapat yang paling kuat bahwa itu terjadi pada malam-malam yang ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan hadits dari ‘Aisyah radiyallahu'anha bahwa Nabi Shallallahu'alaihiwasalam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan beliau mengatakan,
“Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim, lihat Shifat Shaum an-Nabi hlm. 87)
Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Dari Ubai radiyallahu'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasalam bersabda:
“Pagi hari setelah malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar seperti bejana dari tembaga hingga tinggi.” (HR. Muslim)
Dari Ibnu ‘Abbas radiyallahu'anhum, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasalam bersabda:
“Lailatul Qadar adalah malam yang tenang, cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari terbit di pagi harinya lemah dan berwarna merah.” (HR. ath-Thayalisi, Ibnu Khuzaimah, dan al-Bazzar, sanadnya hasan. Lihat Shifat Shaum an-Nabi hlm. 90)
Wallahu a’lam.
(Diterjemahkan dan dirangkum oleh Qomar Suaidi)
"Keutamaan Malam Seribu Bulan"
AsySyariah.com
0 Komentar
Silakan tuliskan komentar, saran dan nasihat antum. Namun tidak semua akan tampilkan.