Amalan Di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Amalan di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah | al-uyeah.blogspot.com
Bismillah, mamen. 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah itu super sekali, awesome bin marvelous. Kita sangat sangat sangat sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal sholeh. Apa saja itu? berikut penjelasannya, Read men!

Dari Ibnu Abbas radhiallahu”anhuma dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
Tidak ada amalan shalih yang lebih dicintai Allah daripada amalan yang dilakukan di sepuluh hari ini (hari-hari pertama bulan Dzulhijjah). Maka para sahabat bertanya, “Tidak juga jihad fi sabilillah? ” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah. Kecuali seseorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya namun tidak ada satupun yang kembali.” (HR. Bukhari 2/457)

Juga dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
Tidak ada satupun amalan yang lebih bagus dan lebih besar pahalanya disisi Allah ‘azza Wa Jalla daripada amalan kebaikan yang dikerjakan di sepuluh hari bulan berkurban (Dzulhijjah).” Beliau ditanya, “Tidak juga jihad fi sabilillah?” beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah kecuali seseorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya dan tidak ada satupun yang kembali darinya.” (Diriwayatkan Ad-Darimy 1/357 dengan sanad hasan sebagaimana tercantum dalam Irwa’ 3/398)

Dalil-dalil diatas dan dalil yang lainnya menunjukkan akan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dibandingkan dengan hari-hari lainnya tanpa terkecuali sekalipun sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Akan tetapi malam hari di sepuluh terakhir bulan Ramadhan lebih utama dibandingkan dengan sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Karena dimalam itu diturunkan Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 5/412)

Oleh karena itu, seorang muslim sudah sepantasnya membuka amalan di hari pertama bulan Dzuhijjah dengan taubat yang murni kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Kemudian memperbanyak amalan-amalan shalih apapun bentuknya (tanpa mengkhususkan amal tertentu- terj) dan memusatkan konsentrasinya pada amalan berikut:

1. Puasa

Seorang muslim disunahkan berpuasa di sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah. Karena Nabi shallallahu’alaihi wasallam memberi dorogan untuk beramal di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sementara puasa adalah salah satu amalan yang utama. Dan sungguh Allah Ta’ala telah memilih ibadah puasa untuk diri-Nya. Sebagaimana dalam hadist qudsi Allah Ta’ala berfirman, “Semua amalan Bani Adam untuk dirinya kecuali puasa. Karena amalan ini untuk-Ku, dan aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari 1805)

Dan Nabi shallallahu’alaihi wasallam juga berpuasa di sembilan hari pertama bulan dzulhijjah. Dari Hunaidah bin Khalid dari istrinya, dari sebagian istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Ia berkata,

Dahulu Nabi shallallahu’alaihi wasallam berpuasa di sembilan hari pertama bulan dzulhijjah, hari ‘Asyura, tiga hari setiap bulan dan hari senin pertama pada setiap bulan dan di dua kamis.” (Dikeluarkan oleh An-Nasai 4/205 dan Abu Dawud. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud 2/462)

2. Memperbanyak tahmid, tahlil dan takbir (takbiran)

Disunnah membaca tahmid, takbir, tahlil dan tasbih di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan mengeraskan bacaannya tatkala di masjid, di rumah, di jalan-jalan dan setiap tempat yang dibperbolehkan untuk berdzikir kepada Allah. Demikian ini dilakukan untuk menampakkan syiar ibadah, sekaligus pengumuman (bagi orang lain yang belum tahu keutamaan bulan Dzulhijjah -penj) mengagungkan Allah Ta’ala.

Mengeraskan bacaan ini hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, sementara perempuan, cukup dengan suara yang lirih.

Allah Ta’ala berfirman,
Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak.” (QS. Al Hajj: 28)

Jumhur berpendapat makna kalimat, al ayyamul ma’lumat adalah sepuluh hari pertama bulan Dzuhijjah. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma, “ l Ayyam Al ma’lumat yaitu sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.”

Dalil lainnya hadits yang dibawkan Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhuma, dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda, ”Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah daripada amalan yang dilakukan pada hari-hari yang sepuluh ini, maka perbanyaklah membaca tahlil, takbir dan tahmid.” (Diriwayatkan Ahmad 7/224 dengan sanad hasan menurut Ahmad Syakir)

Adapun bacaan takbiran diantaranya kalimat: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Illallah, wallahu Akbar walillahil hamd. Atau kalimat takbiran bacaan lainnya.

Di zaman sekarang ini membaca takbir menjadi amalan yang ditinggalkan, terutama di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, hampir tidak pernah kita dengar, kecuali dari segelintir orang. Karena itu, hendaknya takbiran ini dibaca dengan suara keras demi menghidupkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sekaligus mengingatkan orang-orang yang lalai.

Terdapat riwayat yang shahih bahwasanya Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiallahu’anhuma mereka berdua pergi ke pasar pada sepuluh hari Dzulhijah. Keduanya bertakbir hingga orang-pun ikut bertakbir sebagaimana beliau berdua bertakbir. Dan yang dimaksudkan “orang-orang bertakbir dengan bacaan takbir ” adalah membaca takbir secara sendirian tidak berjama’ah dengan satu suara karena takbir jama’ah ini bukan termasuk ajaran syari’at.

Sesungguhnya menghidupkan sunnah yang hampi-hampir saja dilupakan orang termasuk amalan yang mendatangkan pahala yang besar. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam,

Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku yang telah hilang sepeninggalku maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang-orang yang megikutinya tanpa dikurangi sedikitpun.” [Dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi 7/443, hadist tersebut hadits hasan dengan syawahid (hadits penguat)]

3. Menunaikan haji dan umrah

Sesungguhnya amalan yang paling utama yang dilakukan selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah haji di Baitullah. Siapa yang Allah beri taufiq untuk menunaikan ibadah haji di rumah-Nya dan melakukan syarat-syarat serta rukun-rukun haji sebagaimana yang dituntunkan syariat maka insyaallah dia termasuk orang yang disebutkan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dalam hadits berikut, “Haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuai surga”.

4. Berkurban

Diantara amalan shalih selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah sebagai bentuk taqarrub kepada Allah adalah dengan menyembelih hewan kurban yang baik dan yang gemuk serta menginfakkan harta dijalan Allah.

5. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa.

Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta'atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

ان الله يغار وغيرة الله أن يأتي المرء ما حرم الله علي

"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya" [Hadits Muttafaqun 'Alaihi].

6. Banyak Beramal Shalih

Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

7. Dilarang Mencabut Atau Memotong Rambut Dan Kuku Bagi Orang Yang Hendak Berkurban

Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu 'anha bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضّحي فليمسك عن شعره وأظفاره 

"Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya".

Dalam riwayat lain :

فلا يأخذ من شعره ولا من أظفاره حتى يضحي 

"Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban".

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah.

وَلا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّه

"..... dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan...". [al-Baqarah : 196].

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

8. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya

Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. 
Tulisan ini ditujukan untuk ana dan keluarga. Dibuat dengan cinta. Saran dan nasihat silakan tulis di kolom komentar.

Ada Pertanyaan?




Silakan antum tanyakan ke asatidzah dengan datang saja ke majelis ilmu terdekat, cek lokasinya kajian Info Kajian. Baarakallahu fiikum.
Previous
Next Post »
0 Komentar

Silakan tuliskan komentar, saran dan nasihat antum. Namun tidak semua akan tampilkan.