Syubhat dan Syahwat | al-uyeah.blogspot.com |
Bagi seorang muslim, keharusan memiliki akidah yang benar merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi. Baginya, akidah yang benar kedudukannya seperti kepala bagi jasad. Di atas akidah yang benar inilah akan dibangun segala amal perbuatannya, yang nantinya akan menentukan bermanfaat atau tidak amalan tersebut di hadapan Allah.
Dalam pembahasan yang telah lewat kita telah mengenal tentang awal mula terjadinya kerusakan fitrah pada manusia dan siapa yang mendalangi kerusakan tersebut. Kerusakan terbesar yang menodai kesucian fitrah setiap insan adalah penyimpangan di dalam aqidah. Kerusakan inilah yang menjadi tujuan akhir dari setiap gerakan setan, yang berlayar dan berlabuh di atas kesucian fitrah manusia dengan senjata yang sulit tertandingi kecuali oleh orang-orang yang mendapat rahmat dan taufik serta hidayah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dua senjata ampuh setan dalam merusak fitrah manusia adalah syubhat dan syahwat. Dengan syubhat yang disebarkan setan, sesuatu yang haq bisa menjadi samar-samar bahkan menjadi batil dan sebaliknya yang batil bisa menjadi haq dalam pandangan orang yang terfitnah. Dengan syubhatnya pula, tauhid bisa menjadi syirik dan sebaliknya syirik bisa menjadi tauhid. Pun dengan syubhatnya, sunnah bisa menjadi bid’ah dan bid’ah bisa menjadi sunnah. Demikian seterusnya.
Adapun syahwat, maka dengannya semua keharaman akan mudah dilakukan dan menjadi sesuatu yang membahagiakan dan mendatangkan kepuasan hidup; mencuri, berzina, berjudi, minum khamr, membunuh, mencaci maki, menyakiti, berbuat sihir dan segala bentuk keharaman lainnya.
Bila umat berkubang dalam kerusakan fitrah dan aqidah, maka tidak ada penyebabnya selain syubhat dan syahwat. Oleh karena itu, Allah mengatakan di dalam Al Qur’an:
“Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar dan mereka meyakini ayat-ayat Kami.”(As-Sajdah: 24)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan:
“Dengan kesabaran dan keyakinan akan didapatkan kepemimpinan dalam agama di muka bumi ini.”
As-Sa’di dalam Tafsir-nya (hal. 656) mengatakan:
“Derajat yang tinggi ini mereka peroleh dengan kesabaran dalam belajar dan mengajar, berdakwah di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bersabar terhadap gangguan di jalan Allah, dan menahan diri-diri mereka untuk berlabuh dalam lautan maksiat dan lautan syahwat.
‘Mereka yakin dengan ayat-ayat Kami’ artinya dengan keimanan mereka terhadap ayat-ayat Allah, mereka sampai ke derajat yakin yaitu ilmu yang sempurna yang menuntut amal. Mereka sampai ke derajat yakin karena mereka belajar dengan benar dan mengambil ilmu tersebut dengan dalil-dalilnya yang menghasilkan keyakinan. Mereka mempelajari terus-menerus ilmu dengan dalil-dalilnya sehingga mengantarkan mereka ke derajat yakin. Maka dengan kesabaran dan keyakinan akan diperoleh kepemimpinan dalam agama.”
Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan pelajaran besar bahwa untuk mematahkan kedua senjata iblis tersebut adalah dengan cara mempelajari ilmu dan bersabar. Dengan ilmu akan terpatahkan segala wujud dan bahaya syubhat, dan dengan kesabaran akan bisa terpadamkan kobaran api syahwat.
dikutip dari "Bahaya Laten Penyimpangan Aqidah"
Penulis : Al-Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An-Nawawi
0 Komentar
Silakan tuliskan komentar, saran dan nasihat antum. Namun tidak semua akan tampilkan.