Hakikat Syafaat

Hakikat Syafaat | al-uyeah.blogspot.com
Di antara kemungkaran besar dari sekian kemungkaran yang melanda kaum muslimin adalah meminta syafaat kepada selain Allah 'Azza wa Jalla.

Hakikat Syafaat

Ibnul Atsir rahimahullahu menjelaskan:

“Dan tentang syafaat, telah disebutkan berulang-ulang di dalam banyak hadits, baik yang berkaitan dengan urusan-urusan dunia ataupun akhirat. (Yang dimaksud dengan syafaat) yaitu: Meminta agar dimaafkan dari segala dosa dan kesalahan di antara mereka. Juga dikatakan:

شَفَعَ،يَشْفَعُ،شَفَاعَةٌفهوشَافِعٌوشَفِيْعٌ

Al-Musyaffi’ artinya orang yang menerima syafaat, dan al-musyaffa’ artinya orang yang diterima syafaatnya.” (An-Nihayah, 2/485)

Gambaran makna yang dijelaskan oleh Ibnu Atsir rahimahullahu ini menjadi jelas dengan hadits yang mauquf pada Az-Zubair bin Al-‘Awwam radhiallahu 'anhu, sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Syaikh Muqbil di dalam kitab Asy-Syafa’ah (hal.13):

إِذَابَلَغَحَدُّالسُّلْطَانَفَلَعَنَاللهُالشَّافِعَوَالْمُشَفِّعَ

“Apabila telah sampai hukuman penguasa (terhadap seseorang) maka Allah melaknat orang yang memberi syafaat (pembelaan) dan orang yang menerima syafaat.”

Asy-Syaikh Muqbil (Asy-Syafa’ah, hal. 13) menukilkan dari kitab Al-Qamus dan Taajul ‘Arus:

“Asy-Syafii’ artinya pemilik syafaat. Bentuk jamaknya adalah syufa’aa` yaitu orang yang meminta orang lain untuk membela apa yang diinginkannya.”

Dalil-dalil tentang Syafaat

Permasalahan syafaat diakui adanya, bahkan oleh orang-orang kafir sekalipun. Bahkan mereka berusaha untuk merebut syafaat di sisi Allah 'Azza wa Jalla dengan cara batil yaitu memintanya kepada selain Allah 'Azza wa Jalla. 

Mereka mengharapkan syafaat dari tuhan-tuhan yang mereka sembah. Allah 'Azza wa Jalla telah menjelaskan tujuan mereka mendekatkan diri kepada sesembahan selain Allah 'Azza wa Jalla, yang tidak berakal dan tidak bisa berbuat apa-apa, padahal mereka meyakini bahwa yang meciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, mendatangkan manfaat, menolak mudharat dan sebagainya adalah Allah 'Azza wa Jalla. Dua tujuan tersebut adalah:

Pertama: Agar tuhan-tuhan yang mereka sembah itu mendekatkan mereka kepada Allah 'Azza wa Jalla dengan sedekat-dekatnya. 

Dan tujuan ini telah disebutkan oleh Allah 'Azza wa Jalla di dalam firman-Nya, bahwa mereka mengatakan:

مَانَعْبُدُهُمْإِلاَّلِيُقَرِّبُوْنَاإِلَىاللهِزُلْفَى

Tidaklah kami menyembah mereka kecuali agar mereka mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” (Az-Zumar: 3)

Kedua: Agar tuhan-tuhan yang mereka sembah itu memberikan pembelaan di hadapan Allah 'Azza wa Jalla. 

Dan tujuan ini telah disebutkan oleh Allah 'Azza wa Jalla di dalam firman-Nya:

وَيَعْبُدُوْنَمِنْدُوْنِاللهِمَالاَيَضُرُّهُمْوَلاَيَنْفَعُهُمْوَيَقُوْلُوْنَهَؤُلاَءِشُفَعَاؤُنَاعِنْدَاللهِ

Dan mereka menyembah kepada selain Allah sesuatu yang tidak bisa memberikan kemudharatan dan manfaat kepada mereka, dan mereka mengatakan bahwa sesembahan itu adalah pemberi syafaat kami di sisi Allah.” (Yunus: 18)

Dikutip dari "Benarkah Syafaat Diminta Kepada Selain Allah, Bagian 1"
Penulis : Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An-Nawawi
Tulisan ini ditujukan untuk ana dan keluarga. Dibuat dengan cinta. Saran dan nasihat silakan tulis di kolom komentar.

Ada Pertanyaan?




Silakan antum tanyakan ke asatidzah dengan datang saja ke majelis ilmu terdekat, cek lokasinya kajian Info Kajian. Baarakallahu fiikum.
Previous
Next Post »
0 Komentar

Silakan tuliskan komentar, saran dan nasihat antum. Namun tidak semua akan tampilkan.