Kaidah Terkait Syafaat

Kaidah Terkait Syafaat | al-uyeah.blogspot.com
Banyak hal tentang syafaat yang disalahpahami oleh umat. Bahasan lanjutan ini akan mengupas lebih dalam bagaimana sesungguhnya hakekat syafaat.

Para ulama memasukkan pembahasan ini dalam pembahasan aqidah dan orang-orang yang menyelewengkannya dengan menyimpangkan hakikat syafaat, bakal disikapi dengan keras. Di antara mereka yang menyelewengkannya, ada yang ifrath (berlebihan) dalam memaknainya hingga jatuh dalam syirik besar. 

Ada juga yang menempuh jalan tafrith (meremehkan) permasalahan, bahkan menyimpangkannya hingga terjatuh dalam sikap menolak sebagian syafaat. Berdasarkan hal ini, para ulama menyebutkan kaidah-kaidah yang terkait dengan syafaat di dalam kitab mereka. Di antaranya:

Al-Imam Ahmad rahimahullahu mengatakan:

“Beriman dengan syafaat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan beriman dengan adanya suatu kaum yang telah masuk neraka dan telah terbakar serta menjadi arang, kemudian mereka diperintah menuju sebuah sungai yang berada di pintu surga –seperti disebutkan dalam riwayat tentang hal ini–dan (kita imani) bagaimana dan kapan terjadinya. Terhadap yang demikian kita hanya beriman dan mempercayai.”(Ushulus Sunnah Lil Imam Ahmad hal. 32)

Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullahu mengatakan:

“Dan syafaat yang dipersiapkan untuk mereka kelak adalah haq (benar adanya), sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits.”(Lihat matan Al-’Aqidah Ath-Thahawiyyah, masalah ke-41)

Abu ‘Utsman Isma’il bin Abdurrahman Ash-Shabuni rahimahullahu berkata:

“Ahli agama dan Ahlus Sunnah mengimani syafaat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bagi pelaku dosa dari kalangan orang-orang yang bertauhid dan pelaku dosa besar (lainnya), sebagaimana telah diberitakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits yang shahih.”(Lihat ‘Aqidatus Salaf Ashabil Hadits hal. 76)

Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullahu mengatakan:

“Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam akan memberikan syafaat kepada para pelaku dosa besar yang telah masuk neraka agar mereka bisa keluar setelah mereka terbakar dan menjadi arang, kemudian masuk ke dalam surga. Dan para nabi, orang-orang yang beriman serta malaikat akan memberikan syafaat (dengan seizin Allah). Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

وَلاَيَشْفَعُوْنَإِلاَّلِمَنِارْتَضَىوَهُمْمِنْخَشْيَتِهِمُشْفِقُوْنَ

Dan mereka tidak akan sanggup memberikan syafaat melainkan untuk orang yang Allah ridhai; dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada Allah.”(Al-Anbiya`: 28)

Adapun orang-orang kafir, tidak akan bisa merasakan syafaat orang yang memberi syafaat.”(Syarah Lum’atil I’tiqad, hal. 128)

Para ulama Ahlus Sunnah mengimani bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam akan memberikan syafaat bagi seluruh umat pada hari kiamat nanti, sebagai syafaat yang menyeluruh. Dan bahwa beliau akan memberikan syafaat bagi pelaku dosa dari umat beliau sehingga mengeluarkan mereka setelah menjadi arang. (Lihat ‘Aqa`id A`immatis Salaf, hal. 113)

Mengapa ketika berbicara tentang syafaat, para ulama menitikberatkan pembahasan pada masalah syafaat bagi pelaku dosa besar?

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu telah menjawabnya dengan mengatakan:

“Ibnu Katsir dan pensyarah kitab Ath-Thahawiyyah mengatakan: ‘Maksud ulama salaf meringkas pembahasannya dalam masalah syafaat hanya kepada pelaku dosa besar adalah sebagai bantahan terhadap Khawarij dan kalangan Mu’tazilah yang mengikuti konsep mereka (karena dua kelompok ini mengingkari syafaat tersebut, ed)’.”(Syarah Lum’atil I’tiqad hal. 129)

Dikutip dari "Benarkah Syafaat Diminta Kepada Selain Allah? Bagian 2"
Penulis : Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah
Tulisan ini ditujukan untuk ana dan keluarga. Dibuat dengan cinta. Saran dan nasihat silakan tulis di kolom komentar.

Ada Pertanyaan?




Silakan antum tanyakan ke asatidzah dengan datang saja ke majelis ilmu terdekat, cek lokasinya kajian Info Kajian. Baarakallahu fiikum.
Previous
Next Post »
0 Komentar

Silakan tuliskan komentar, saran dan nasihat antum. Namun tidak semua akan tampilkan.